PALI– Untuk menumbuhkan semangat segaligus menjawab ketersedian bahan sebagai bahan bonsai bagi pencinta tanaman bonsai di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Perkumpulan Pencinta Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang PALI mencoba membudidayakan tanaman Anting Putri, salah satunya dengan cara mensemai melalui benih.
“Untuk memperbanyak tanaman Anting Putri ini gampang, melalui cara apa saja bisa. Seperti disemai, stek batang, akar ataupun sambung pucuk. Semua sudah saya coba dan berhasil untuk memperbanyak. Tapi kalau untuk bahan bonsai idealnya mengunakan teknik mencangkok,” tutur Mukhlis yang merupakan Wakil ketua PPBI Cabang Pali, Minggu (31/10/2021)
Sebab dengan cara dicangkok lanjut Muklis, maka sudah bisa didapatkan bakalan yang cukup besar, bisa dipilih batang yang sudah memiliki gerak dasar bagus.
Sedangkan untuk mempercepat pertumbuhannya, ia menyarankan hasil cangkokan itu langsung ditanam di tanah sekaligus dapat dilakukan program akar.
“Sebagai pencinta bonsai pemula di kabupaten Pali, saya merasa berkewajiban menumbuh suburkan para penggemar bonsai. Apalagi posisi saya sebagai Wakil ketua  PPBI Cabang Pali. Tak jarang hasil budidaya Anting Putri yang dimilikinya sering diberikan pada sama temen sehobi,“ ujarnya
Dijelaskan Muklis lebih jauh bahwa tanaman Anting Putri merupakan tanaman dari China, namun akhir-akhir ini suda banyak di budidayakan di Indonesia, terlebih bagi kalangan pencinta bonsai. Bahkan di kawasan Bintan dan Pulau Batam sudah dilakukan budidaya besar-besaran meskipun bukan semata-mata untuk kepentingan bonsai.
Selain Anting Putri, juga dikenal dengan nama Melati Anting, ada yang menamakannya Santalia. Karakter Anting Putri memang sudah indah sejak awalnya. Banyak bonsai Anting Putri yang mengeluarkan bunga-bunga putih mirip melati yang menggantung indah dan bisa menjadi dominan dibanding daunnya. Bunga-bunga berbau harum ini konon justru dibutuhkan untuk keperluan sembahyang di kuil dan vihara. Mungkin itu sebabnya nama latinnya menggunakan kata religiosa.
Dan yang menarik, keindahan Anting Putri ini justru lebih terlihat manakala dibuat sebagai bonsai ketimbang ditanam biasa sebagai penghias taman misalnya. Di negara asalnya malah digunakan sebagai tanaman pagar biasa. Kondisi keterbatasan dalam pot bonsai justru merangsang pertumbuhan bunga sehingga menjadikannya indah dipandang.
Daunnya memang sudah kecil dan manakala diprogram dengan baik, akan sanggup mengecil lagi sampai ukuran beras. Pohon bisa digundul habis daunnya, baru nanti akan tumbuh sendiri dalam ukuran yang lebih kecil dari semula. Dengan adanya pruning ini memang pembagian makanan ke masing-masing daun menjadi lebih sedikit. Namun bonsai tetap sehat karena asupan makanan yang teratur
Mengenai karakter tanamannya dijelaskan Muklis, Anting Putri dikenal sebagai tanaman yang rakus makanan. Jika kurang asupan makanan, termasuk air, pertumbuhan akan mandeg. Apalagi pertumbuhan perakarannya tergolong cepat. Manakala ditanam di pot, media yang digunakan cukup pasir Malang ditambah humus. Bisa digunakan pupuk kimia, Dekastar misalnya, yang bersifat slow release sehingga bisa bertahan enam bulan baru dipupuk lagi.
 “Jangan lupa pot harus berlubang bawahnya agar air tidak menggenang,” ujar pria asal Pali ini.
Soal penyakit bisa diatasi. Biasanya ulat, belalang dan semut atau kutu putih. Yang penting bagaimana menjaga kebersihan bonsai, harus sering dibersihkan, disemprot air, disikat, dan diberikan obat anti hama secara teratur,jelasnya
BACA JUGA  Perebutkan Hadiah Ratusan Juta Rupiah, Turnamen Golf Bupati PALI Cup Semarakan Pelantikan Kepenguran PGI PALI
Artikulli paraprakBahas Program Kerja, ICMI Prabumulih Soroti Menjamurnya Eksploitasi Anak Ditengah Pandemi
Artikulli tjetërMuara Enim Berhasil Raih Juara 1 Desain Stand Terbaik Untuk ke 3 Kalinya Secara Berturut Pada Pameran Infrada Sumsel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini