JAKARTA– Menutup tahun 2021, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengganti jajaran direksi dan komisarisnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (23/12/2021) di Jakarta.
RUPSLB yang dihadiri pemegang saham secara langsung ini menyepakati dan menyetujui pergantian atau perubahan susunan pengurusan perseroan.
Adapun jajaran direksi yang diberhentikan secara hormat dalam RUPSLB ini seperti yang tertuang dalam siaran pers yang disampaikan pihak PTBA yakni Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Utama digantikan Arsal Ismail, Dwi Fatan Lilyana sebagai Direktur Sumber Daya Manusia digantikan Suherman, sedangkan Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin yang menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha digantikan Rafli Yandra. Sementara jabatan komisaris yang dijabat Jhoni Ginting digantikan Devi Pradnya Paramita.
Dalam kesempatan tersebut, PTBA menyampaikan ungkapan terimakasih kepada jajaran direksi lama atas dedikasinya selama memimpin perseroan. Kepada jajaran pengurus Direksi dan komisaris yang baru diangkat, PTBA mengucapkan selamat bertugas.
PTBA terus berkomitmen untuk melanjutkan transformasi guna mencapai visi misi perusahaan.
Hal ini terlihat dari kinerja dan capaian positif yang ditorehkan PTBA, dimana dari sisi operasional PTBA berhasil meningkatkan produksi batubara mencapai 28,0 juta ton, dengan angkutan kereta api sebesar 23,4 juta ton dan penjualan batubara sebesar 25,8 juta ton sampai dengan 30 november 2021. Lebih dari itu, PTBA menargetkan kenaikan volume produksi batubara dari 24,8 jutan ton pada tahun 2020 menjadi 30 juta ton pada tahun 2021.
Disisi keuangan, capaian positif juga berhasil dibukukan perusahaan, dimana PTBA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp.26,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp.7,0 triliun hingga akhir November 2021. Laba bersih ini sekaligus menjadi capaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perseroan beroperasi.
Seiring dengan pencapaian laba bersih yang diraih perusahaan, PTBA berhasil mencatatkan EBITDA dan total aset perseroan masing-masing sebesar Rp.10,6 triliun dan Rp.35,2 triliun.