OGAN ILIR – Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang dicanangkan Gubernur Sumsel Herman Deru terus diupayakan semua pihak. Demikian halnya dengan Ketua TP PKK Sumsel Hj Febrita Lustia HD terus bersinergi dengan mitra terkait guna mensukseskan GSMP tersebut.
Diantaranya dengan melakukan panen bersama di kluster cabai merah mitra binaan UPTB Science Techno Park Balitbangda Sumsel, di Sriwijaya Science Techno Park (SSTP), Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (10/3).
Dikesempatan tersebut Feby Deru mengatakan, panen bersama kluster cabai merah sangat erat kaitannya dengan GSMP dan program UP2K PKK. Karena cabai merah merupakan salah satu komoditi yang sangat berpengaruh pada inflasi daerah. Inovasi pertanian terpadu menggunakan teknologi pada budidaya cabai merah tersebut kerjasama dengan pola kemitraan dengan pemberdayaan masyarakat.
“Saya mendorong agar GSMP terlaksana dengan baik dan merata ke berbagai daerah di Sumsel, dengan teknologi digital farming. Untuk saat ini sementara kita terapkan di sini dahulu. Selanjutnya akan diaplikasikan ke kabupaten/kota,” jelas Feby.
Penerapan teknologi digital farming lanjut Feby diyakini akan mampu memdorong perbaikan kehidupan masyarakat baik dari sisi ekonomi maupun finansial. Sekaligus mengubah budaya dari pembeli menjadi penghasil atau produsen.
Diungkapkan Feby, ada 3 peran utama Science Tekno Park (STP), yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan, menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi, serta menumbuhkan industri.
“Dengan hadirnya STP para anggota PKK dapat melakukan pelatihan dan praktek mengenai berbagai keetrampilan terutama tentang pertanian terpadu. Hal ini dapat memotivasi para anggota PKK untuk membuka usaha dalam upaya membantu menambah penghasilan keluarga,” terangnya.
Panen bersama kluster cabai merah ini menurut Feby dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dan seluruh stakeholder terkait agar dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dan lingkungan yang ada di sekitar untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga menambah pendapatan keluarga.
Di tempat yang sama Plt. Kepala Balitbangda Sumsel Alamsyah mengatakan panen bersama kluster cabai merah mitra binaan UPTB STP Balitbangda sebagai wadah percontohan bagi petani di Sumsel. Panen yang dilakukan kali ini merupakan panen siklus kedua.
“Kluster cabai merah ini berada di lahan seluas 2 hektar dan ada 3 varietas cabai merah yang ditanam, dengan masa tumbuh tanaman mencapai usia 7 hingga 9 bulan”, bebernya.
Penerapan digital farming memberikan kemudahan bagi petani dalam bercocok tanam. Pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan bagi petani, yang kemudian diverifikasi, serta menggunakan sistem terintegrasi.
“Pemeliharaan tanaman dapat diatur melalui aplikasi. Petani dapat mengetahui kondisi cuaca dan lahan. Dari 2 hektar lahan cabai merah ini ditargetkan bisa mencapai 24 ribu kilogram cabai,” kata Alamsyah.
Sementara Kepala Perwakilan BI Sumsel R. Erwin Soeriadimadja mengungkapkan digital farming merupakan salah satu sistem untuk mendorong strategi distribusi penjualan dan meningkatkan pemasaran. Sejak tahun 2020 BI telah bekerjasama dengan pemerintah daerah dan ikut terbantu dengan mewujudkan program-program pangan.
“Digital farming ini sangat baik untuk transfer knowledge kepada para petani. Kerjasama BI dalam melaksanakan program pangan pun telah menyentuh kluster bawang merah, cabai merah, dan ternak ayam,” tegasnya.
Penerapan digital farming sambung Erwin bisa direplikasi ke 17 kabupaten/kota di Sumsel guna mendukung GSMP yang dicetuskan Gubernur Herman Deru.