Palembang – Opening Ceremony FORNAS VI Sumsel yang digelar begitu spektakuler di Area Venue Dayung Jakabaring Sport City Jumat (1/7) malam meninggalkan kesan tersendiri bagi para tamu undangan yang hadir. Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Audy Joinaldy, bahkan sangat terkesan dengan konsep unik dan keren yang disuguhkan.
“Tadi malem acaranya keren banget ya, konsepnya unik dilakukan di air, dipinggir Danau ya. Terus menampilkan juga tuan rumah-tuan rumah FORNAS sebelumnya keenamnya semua tampil, itu juga keren,” ujarnya bersemangat.
Selain unik dilakukan di pinggir danau, opening ceremony FORNAS VI Sumsel menurutnya semakin sempurna karena ditutup dengan suguhan kembang api yang mempesona dan luar biasa ramai.
Saat ini, Sabtu (2/7) di hari kedua pelaksanaan FORNAS dikatakannya Sumbar mulai mengumpulkan medali yakni dapat medali perunggu.
” Ini juga kita lihat antusiasnya luar biasa ramai sekali. Pokoknya sukses untuk FORNAS Sumatera Selatan,” ujarnya ramah.
Tak hanya penyelenggaraan pembukaan FORNAS yang memukau, Wagub Sumbar ini bahkan juga begitu menyukai berbagai kuliner khas Sumsel-Palembang.
” Satu lagi Saya suka sekali dengan pindangnya,” jelas Wagub Sumbar.
Seperti diketahui Acara yang dipandu oleh presenter Choky Sihotang ini diawali dengan suguhan tari tradisional selamat datang khas Sumatera Selatan “Gending Sriwijaya”
Kemudian dilanjutkan dengan sajian tarian tradisional kontemporer “Journey of Fornas” yang menggambarkan perhelatan Fornas yang sudah dimulai sejak tahun 2011.
Ratusan penari menggunakan pakaian adat menampilkan tari-tarian khas daerah, mulai dari tarian ondel-ondel, tarian kuda lumping, hingga tarian dari Provinsi Bali. Tak ketinggalan, Sumatera Selatan sebagai tuan rumah juga menampilkan tarian khas daerahnya yang mengusung tema “United Musi River”.
Sebelumnya Creative Director Opening Ceremony FORNAS 2022 sekaligus mewakili eksekutif produser, Vina menjelaskan konsep opening yang diselenggarakan ini mengusung tema Transformasi Sungai Musi. Dimana menceritakan budaya Palembang mengenai Sungai Musi sebagai ikon-nya namun tidak menghilangkan esensi-esensi yang ada dengan menceritakan asal usul Sungai Musi hingga menceritakan sejarah bagaimana Sungai Musi bisa menjadi ikon pariwisata dengan jembatan Ampera.
Adapun cerita dan konsep tersebut tertuang dalam bentuk tarian kolosal dan drama Sendratasik yang secara kolaborasi melibatkan 400 penari dari sanggar dan sekolah yang ada di Sumsel serta penggiat-pengiat olahraga rekreasi di Sumsel.
Para penari ini secara intensif berlatih selama 14 hari di venue Dayung JSC.
“Nilai filosofis yang bisa digambarkan ialah semangat, sehat, bahagia, kerjasama dan kesatuan tersusun menjadi satu dalam 3 babak cerita” jelasnya.****