MUARA ENIM– Warga Desa Tanjung kembali melakukan aksi penutupan dan penyetopan jalan eks Pertamina Hulu Rokan zona 4 Bukit Kancil yang saat ini rusak parah akibat mobilitas Operasional kendaraan bertonase berat perusahaan saat melintas menuju mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1 di Desa Tanjung Menang Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan,
Penutupan akses jalan tersebut bukan tanpa alasan, sebab menurut warga, aksi ini terjadi di sebabkan permintaan terkait perbaikan jalan yang rusak parah tidak kunjung di akomodir oleh perusahaan, sehingga para petani setempat yang hendak berkebun dan berladang kesulitan mengangkut hasil pertanian.
“Kami sudah sering meminta agar jalan di perbaiki, mengingat jalan tersebut juga digunakan mengangkut hasil panen warga namun permintaan tersebut diabaikan. Ini yang menjadikan dasar warga menutup akses kendaraan operasional tambang yang melintas, ” ungkap Popi warga Desa Tanjung Menang
Senada diungkapkan Asmuni warga Tanjung Menang lainnya mengaku bahwa ia juga sudah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah dan tokoh masyarakat untuk segera menyelesaikan permasalah ini, namun hingga saat ini belum juga ada respon dari pihak perusahaan.
“Rusaknya jalan ini sangat merugikan dan mempersulit kami sebagai petani yang ada di sekitar tambang batubara PLTU Sumsel 1, namun pihak perusahaan terkesan tidak pernah merespon apa yang menjadi keluhan kami sebagai petani, ” tukasnya
Sementara Satria Darma Wijaya selaku Ketua Posko Rumah Merdeka tokoh pemuda penggiat dan aktifis lingkungan Desa Tanjung Menang sangat menyangkan pihak perusahaan yang diduga tidak mempunyai itikad baik dan hanya mengejar keuntungan semata.
” Kesannya Perusahan tidak ada itikad baik dan hanya mengejar keuntungan semata. Dan tidak peduli dengan aspek kehidupan sosial dan lingkungan di wilayah kerjanya. Ini sangat bertentangan dengan peraturan pemerintah yang berlaku saat ini,” bebernya.
Tak hanya itu Satria menambahkan, masih banyak permasalahan lain yang sudah menjadi catatan buruk bagi pihak perusahaan terhadap warga, seperti perjanjian dengan warga eks lahan dengan pihak PLTU Sum-Sel 1 untuk di pekerjakan, belum dibayarnya sepenuhnya terkait kompensasi tanaman tumbuh milik warga di jalur Sutet.
Terendamnya kebun warga seluruh dan sebagian, pendangkalan anak sungai di kebun warga. Putusnya aliran anak sungai yg tertimbun. Dan hal sosial lainya yang berdampak terhadap warga.
“Kalau di lihat bsnyaknya persoalan yang terjadi, kesannya perusahan ini tidak menjalan SOP yang di tetapkan pemerintah. Kedepan kita akan melakukan gugatan secara khusus terkait dengan lingkungan dan sosial yang diabaikan pihak perusahaan, dengan ini saya selaku ketua Posko Rumah Merdeka menilai perusahan didirikan bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, tapi jika ini menyengsarakan rakyat lebih baik di stop,” tegasnya.
Hal senada juga ditegaskan oleh Piche ketua LSM Dahsyat, dirinya telah melakukan pertemuan minggu sebelumnya, dan telah melakukan audensi mengegelar rapat dengan pihak perusahaan di kantor Camat Rambang Niru,vdengan dihadiri camat dan Pemrintah Desa Tanjung Menang, untuk segera mengutamakan perbaikan jalan, dan rekrutmen Tenaga Kerja serta keterlibatan perusahaan lokal di wilayah operasional PLTU Sumsel 1.
“Pada saat menggelar rapat mediasi kita telah menyampaikan kepada pihak PT CBE dan subkonnya untuk mengutamakan segera melakukan perbaikan jalan selain rekrutmen tenaga kerja lokal dan perushaan melibatkan perusahan lokal dalam setiap kegiatan operasional,” tandasnya.
Lanjut Piche juga mengatakan pihak perusahaan wajib bekerja sesuai dengan SOP dalam berkegiatan usaha yang sudah ditetapkan. Dirinya juga meminta kepada pihak perushaan agar lebih peduli terhadap tanggung jawab sosial lingkungan di wilayah sekitar operasional kerja perushaan, termasuk dari sisi kearifan lokal yang ada.
Terpisah Ferry Tri Harsono Kepala Desa Tanjung Menang kepada awak media ini menjelaskan
Terkait penutupan jalan itu murni luapan uneg uneg masyarakat yang tidak dapat melewati akses jalan tersebut karena rusak parah.
“Pihak PT. CBE berdasarkan permintaan kepala Desa Tanjung Menang sudah beberapa kali melakukan perbaikan jalan tersebut dengan dikawal oleh Linmas. Memang belum maksimal karena ruas jalan sempit hingga tidak leluasa alat untuk buat parit dibahu jalan dan telatnya suplay batu yang diorder oleh perusahaan dan Pemdes Tanjung Menang saar ini sudah melayangkan surat undangan ke beberapa perusahaan yg beroperasi di site CBE pada hari Selasa tgl. 04 Februari 2025,” terangnya.
Kades Tanjung Menang juga menambahkan untuk perbaikan jalan tersebut akan dibahas dipertemuan pada Selasa 4 Februari 2025,
” Jalan tersebut tidak cukup ditimbun batu saja, tetapi harus dibuang lumpur dulu, dibuat parit dikanan kiri jalan, jika tidak percuma diperbaiki jalan tersebut akan kembali rusak apalagi dimusim penghujan seperti sekarang.” pungkasnya.
Hingga berita ini di terbitkan belum ada keterangan resmi dari pihak perusahaan terkait aksi penutupan dan penyetopan kendaraan buntut kerusakan jalan yang diduga dampak kegiatan yang menjadi operasional perusahaan mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1.